Powered By Blogger

Sabtu, 26 November 2011

Fanfiction - is it you (?) Part 3

-tiga-

Cuaca hari ini sangat cerah, seolah mendukungku untuk date with Ellison. Untuk yang kesekian kalinya, ini adalah keberuntunganku yang luar biasa. Sekitar satu jam aku melihat diriku dari ujung kepala hingga kaki di cermin. Rasanya aku seperti orang gila yang tidak bisa berhenti tersenyum.

Sepanjang perjanalan, aku terus memegang tiket itu. Aku menaiki bus umum menuju Jakarta. Bus ini yang semula kosong menjadi penuh, terlihat seorang nenek tua yang membawa banyak barang tidak mendapatkan kursi. Yang akhirnya kupersilahkan saja nenek tua itu duduk di tempatku.

“terimakasih nak, keberuntungan selalu menyertaimu” kata nenek itu.

Terdengar menyeramkan, tapi tidak terlalu aku pedulikan. Biarpun sepanjang perjalanan aku harus berdiri di dalam bus ini, yang terpenting aku bisa bertemu sang Idola.

*******

PINTU MASUK ‘Date with your Bias’

Meskipun aku belum masuk ke ruangan itu, tapi senangnya bukan main meski aku hanya berdiri di depan pintu ini. Aku mengatur nafasku, yang aku fikirkan hanya aku bisa bertemunya lagi. Tanpa aku sadari, ternyata tiket itu sudah menghilang dari genggaman tanganku.

Penjaga pintu masuk itu mengusirku. Perlahan aku berjalan keluar dari gedung ini dengan rasa kecewa. Jelas saja tiketku hilang dan aku tidak bisa memasuki ruangan itu. Meski aku menangis darah sekalipun, penjaga itu tidak akan membiarkanku masuk tanpa adanya tiket.

Teringat nenek di dalam bus itu yang mengatakan “keberuntungan selalu menyertaimu”. Apakah nenek itu jelemaan manusia? ah, karena rasa kecawa yang mendalam membuatku tidak bisa berfikir dengan jernih.

‘Where are you?’

dia mengirimkan text itu untukku. Aku membalasnya bahwa aku kehilangan tiketku. Tak ada balasan lagi darinya. Aku sadar, dia seorang bintang yang terkenal yang mustahil kalau dia keluar dari gedung itu terus menarikku dan memperkenalkanku diacara itu.

Ketika aku berjalan keluar, seseorang berteriak memanggil namaku. Ketika aku membalikan badan, aku menangis bahagia melihatnya menghampiriku kemudian aku menghampirinya dan tiba-tiba bermunculan pohon-pohon dan drama India pun dimulai.

******

Dia memilih gambar, koin itu pun dilemparkan. Kevin dan Eli (Ellison) menunggu hasil antara kebun binatang atau wisata air tempat untuk mereka berkencan. Elma terus bertanya-tanya padaku seolah tak percaya aku ada di hadapannya, aku hanya menjawab ‘ini keajaiban’.

‘kebun binatang’ itu tempat kencanku bersama Eli. Aku rasa ini bukan kencan, yang benar saja kencanku bersamanya didampingi staf ‘date with your bias’ dan ditambah lagi dengan hewan. Aku memejamkan mata berharap aku dan Eli berada di wisata air atau dimanapun, tapi tetap saja tak berubah.

Meski keberadaanku di tengah-tengah hewan, aku masih tetap bisa tersenyum manis karena ada dia dihadapanku.

Staf dari acara ini menyuruh aku dan Eli untuk mengikuti atraksi gajah. Orang gila ini staf, yang benar saja aku harus ditindih gajah. walaupun gajah disini sudah terlatih, sekalipun dibayar sama nyawa merekapun, aku tidak mau!

Aku korbankan saja Eli untuk mengikuti atraksi itu. Dia hanya mengangguk-angguk saja, jelas saja dia mau karena dia dibayar di acara ini.

Ketika dia ditindih gajah itu, aku hanya menyemangatinya.

“kamu terlihat tampan seperti itu” kataku berteriak sambil mengacungkan jempol.

Dia hanya tersenyum dipaksakan, aku bisa membaca dari kedua matanya yang memohon-mohon minta diselamatkan.

*******

“terimakasih..” kataku seraya mengambil ice cream pemberiannya.

Aku mengajaknya ke sebuah taman kota, meski hari sudah gelap tapi taman ini ramai pengunjung karena kebiasaan anak muda yang malam mingguan.

Kali ini suasananya cukup romantic tanpa staf ataupun hewan-hewan.

‘Nih orang udah tinggi, ber-otak, putih, ganteng, mancung, keren,humoris, baik lagi’ Fikirku.

Cukup lama aku berbincang-bincang dengannya, dia mengantarkanku pulang menuju tepat kost ku berada. Rasanya dianterin dia pulang itu seperti terbang ke angkasa ketemu paus biru terus liat kembang api yang spectacular.

*******

Telepon genggamku berdering sangat keras. Perlahan kubuka kelopak mataku, ternyata aku baru tidur 2 jam.

“Hallo..” Kataku membuka percakapan.

Tak ada jawaban dari sang penelpon, ternyata telepon genggamku habis baterai. Aku bangun dari tidurku untuk mengambil segelas air mineral dan me-charge telepon genggamku. 1 jam kemudian Elma menelponku.

“Kamu dimana ?” kata Elma seperti panik.

“ditempat kost.. kenapa?”

“Cepat kesini!! Dia nunggu kamu..”

to be continue